BILANGAN KUANTUM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Kimia Anorganik
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
1)
Hanif Khoirun Nisa NIM
2119120107
2)
Nur Ela hayati NIM
2119120013
3)
Euis Samrotul F NIM
2119120034
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
1
A. Latar
Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan
Makalah................................................................................. 3
D. Manfaat Makalah.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
A.
Mekanika uantu
Modern Sebagai Bilangan Kuantm....................... 4
1.
Bilangan kuantum utama (n)...................................................... 5
2.
Bilangan kuantum azimut (l)...................................................... 7
3.
Bilangan kuantum magnetik (m)................................................ 9
4.
Bilangan kuantum spin (s).......................................................... 10
B.
Azas Larangan
Pauli......................................................................... 12
C.
Fungsi Bilangan
Kuantum................................................................ 13
BAB III SIMPULAN DAN
SARAN.................................................... 16
A. Simpulan ............................................................................................ 16
B.
Saran ..................................................................................................
16
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 17
KATA
PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk bisa menyusun makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada junjunan kita semua yakni habibana wanabiyana Muhammad
SAW Kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada tabiit tabiinnya tak
lupa kepada kita semua selaku umatnya sampai akhir zaman. Amin Ya rabbal Alamin
Akhirnya pembuatan
makalah Kimia Anorganik yang berjudul “Bilangan Kuantum” ini telah
selesai dikerjakan dengan lancar meskipun masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyampaian materinya. Untuk itu, penulis berterima kasih kepada pengajar mata kuliah Kimia Anorganik atas pengarahan dan bimbingan
penulisan makalah ini. Juga
semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil.
Penulis berharap dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah
wawasan kita mengenai Bilangan Kuantum yang ditinjau dari manfaatnya bagi kita
semua. Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Wassalam.
Ciamis, 10 Maret 2013
Penulis
PROGRAM
STUDY BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
GALUH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kimia merupakan suatu mata kuliah bagi mahasiswa dan
suatu mata pelajaran bagi siswa yang didalamnya terdapat banyak sekali yang
dapat dipelajari baik itu berupa unsur, senyawa ataupun berupa bentuk yang
lainnya yag tentu dalam penggunaanya akan sangat bermanfaat bila dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi dari kimia sendiri
yaitu bilangan kuantum yang akan dibahas oleh penulis.
Bilangan kuantum merupakan suatu cara untuk
menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom. Dimana dalam menentukannya tidak dilakukan secara asal-asalan, namun
terdapat beberapa tahap dalam penyelesaiannya sendiri. Misalnya untuk
menentukan kulit utama dalam suatu
atom maka dapat dilakukan dengan penentuan bilangan kuantum dengan bilangan
kuantum utama (n) dan begitu seterusnya.
Erwin Schrodinger, adalah ilmuan asal Austria yang akan
memperjelas kemungkinan ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum dengan dicetuskannya Mekanika Kuantum. Mekanika kuantum
dapat menerangkan kelamahan teori atom Bohr tentang garis-garis terpisah yang
sedikit berbeda panjang gelombangnya dan memperbaiki model atom Bohr dalam hal
bentuk lintasan elektron dari yang berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu
menjadi orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu.
Dalam mempelajari bilangan kuantum kita akan dihadapi
dengan beberapa tahap agar terciptanya suatu kesetaraan. Mempelajari bilangan
kuantum akan sangat bermanfaat karena jika telah menguasai jenis-jenis bilangan
kuantum maka akan dengan mudah mempelajari kajian-kajian lain misalnya dalam
konfigurasi elektron, dalam sistem periodik, keperiodikan unsur dan lain
sebagainya lagi karena bilangan kuantum dapat dikatakan sebagai penunjang
materi-materi lainnya.
Karena penulis merasa pentingnya mempelajari bilangan
kuantum, maka penulis membuat makalah ini untuk lebih memperkenalkan kepada
para pembaca baik yang telah mengenal sebelumnya ataupun yang baru mengetahui
setelah membaca makalah ini agar dalam mempelajarinya mendapat suatu kemudahan
dan hasil yang dicapai dapat memuaskan dalam mengerjakan beberapa soal yang
menyangkut mengenai bilangan kuantum.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, agar dalam
penulisan memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1) Bagaimanakah penguraian dari mekanika kuantum
modern sebagai bilangan kuantum ?
2) Bagaimanakah bunyi dan uraian dari azas larangan
Pauli?
3) Apakah fungsi dari mempelajari bilangan kuantum?
C.
Tujuan Makalah
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui penguraian dari mekanika kuantum modern
sebagai bilangan kuantum
2) Untuk mengetahui bunyi dan uraian dari azas larangan
Pauli
3) Untuk mengetahui fungsi mempelajari bilangan kuantum
D.
Manfaat Makalah
Manfaat
yang didapat dari makalah ini adalah :
1) Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui
mengenai penguraian dari mekanika kuantum modern sebagai bilangan
kuantum
2) Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui
mengenai bunyi dan uraian dari azas larangan Pauli
3) Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui
mengenai fungsi mempelajari bilangan kuantum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mekanika
Kuantum Modern sebagai Bilangan Kuantum
Model atom Niels Bohr dapat
menjelaskan kelemahan dari teori atom Rutherford. namun, pada perkembangan
selanjutnya diketahui bahwa gerakan elektron menyerupai gelombang. oleh karena
itu, posisinya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Jadi, orbit elektron yang berbentuk lingkaran
dengan jari-jari tertentu tidak dapat diterima.
Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger,
seorang ilmuwan dari Austria, mengemukakan teori atom yang disebut teori atom
mekanika kuantum atau mekanika gelombang. teori tersebut dapat diterima para
ahli hingga sekarang.
Teori mekanika kuantum mempunyai
persamaan dengan teori atom Niels Bohr dalam hal tingkat-tingkat energi atau
kulit-kulit atom, tetapi berbeda dalam hal bentuk lintasan atau orbit tersebut.
dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron adalah tidak pasti. hal yang
dapat ditentukan mangenai keberadaan elektron di dalam atom adalah daerah
dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut. daerah dengan
peluang terbesar itu disebut orbital. Gambaran sederhana dari model atom Erwinschrodinger dan Wernerhesenberg seperti
di bawah ini
:
Gambar 1 : moel atom Erwinschrodinger
Menurut teori atom modern, electron
berada dalam orbital dan setiap orbital mempunyai tingkat energi atau bentuk
tertentu. Satu atau beberapa orbital yang memiliki tingkat energi sama
membentuk subkulit.
Untuk menentukan tingkat energi dari electron serta menyatakan kedudukan electron pada suatu orbital digunakan bilangan kuantum. Schrodinger menggunakan tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan kuantum magnetic (m). Ketiga bilangan kuantum ini merupakan bilangan bulat dan sederhana yang memberi petunjuk kebolehjadian diketemukannya electron dalam atom. Sedangkan untuk menyatakan arah perputaran elektron pada sumbunya para ahli menggunakan bilangan kuantum spin (s).
Untuk menentukan tingkat energi dari electron serta menyatakan kedudukan electron pada suatu orbital digunakan bilangan kuantum. Schrodinger menggunakan tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan kuantum magnetic (m). Ketiga bilangan kuantum ini merupakan bilangan bulat dan sederhana yang memberi petunjuk kebolehjadian diketemukannya electron dalam atom. Sedangkan untuk menyatakan arah perputaran elektron pada sumbunya para ahli menggunakan bilangan kuantum spin (s).
1. Bilangan kuantum utama (n)
“Bilangan kuantum
utama (n) menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang
mencirikan ukuran orbital. Bilangan kuantum utama ini pernah diusulkan oleh
Niels Bohr dan hanya disebut dengan bilangan kuantum saja” Sudarmo Unggal(2006:
6).
Bilangan kuantum utama (n)
mewujudkan lintasan elektron dalam atom. n mempunyai harga 1, 2, 3,
.....
Lambang dari bilangan
kuantum utama adalah “n” (en kecil). Bilangan kuantum utama menyatakan kulit
tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif.
Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dan seterusnya.
Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi elektron dilambagkan dengan
huruf K, L, M, N dan seterusnnya. Kulit yang paling dekat dengan inti adalah
kulit K dan bilangan kuantum kulit ini = 1. Kulit berikutnya adalah L yang
mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan demikian seterusnya untuk kulit-kulit
berikutnya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel di bawah ini:
Tabel 1:
Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.
Jenis Kulit
|
Nilai (n)
|
K
|
1
|
L
|
2
|
M
|
3
|
N
|
4
|
\
Dari tabel di atas terlihat bahwa bilangan kuantum utama berhubungan
dengan kulit atom sehingga bilangan kuantum utama dapat digunakan untuk menentukan
ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit elektron dengan inti atom.
Kegunaan lainnya adalah untuk dapat mengetahui besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat
jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti atom
semakin besar, sehingga energi potensial elektron tersebut semakin besar.
n =
1 sesuai dengan kulit K
n =
2 sesuai dengan kulit L
n =
3 sesuai dengan kulit M
dan
seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah
elektron. Jumlah elektron maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu
harus memenuhi rumus Pauli = 2n2.
Contoh:
kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32
elektron
2.
Bilangan kuantum azimuth
(l)
Sudarmo Unggal(2006: 6) mengatakan bahwa “Mekanika gelombang menunjukan bahwa setiap
kulit (tingkat energi) tersusun dari beberapa subkulit (sub tingkat energi)
yang masing-maisng sub kulit tersebut dicirikan oleh bilangan kuantum azimut
yang diberi lambang “l”. Nilai bilangan kuantum ini menentukan bentuk orbital
dan besarnya momentum sudut elektron. Misalnya setiap elektron dengan harga l =
0 akan mempunyai bentuk orbital seperti bola yang berarti kebolehjadian
(probabilitas) untuk menemukan elektron dari inti atom kesegala arah akan
bernilai sama.
Bilangan kuantum azimut (l) menunjukkan sub kulit dimana elektron
itu bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu
kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1) untuk setiap n, dan menunjukan letak elektron
dalam subkulit. Setiap kulit terdiri dari subkulit (jumlah subkulit tidak sama
untuk setiap elektron), dan setiap subkulit dilambangkan berdasarkan pada harga
bilangan kuantum azimut (l).
n =
1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n =
2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n =
3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n =
4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan
seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
Subkulit yang mempunyai harga l = 0 ; diberi
lambang s (s = sharp)
Subkulit yang mempunyai harga l = 1 ; diberi
lambang p (p = principle)
Subkulit yang mempunyai harga l = 2 ; diberi
lambang d (d = diffuse)
Subkulit yang mempunyai harga l = 3 ; diberi
lambang f (f = fundamental)
Lambang s, p, d dan f diambil dari nama spektrum
yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li sampai dengan Cs yang terdiri dari
empat deret, yaitu tajam (sharp). Utama (principal), kabur (diffuse) dan dasar
(fundamental). Untuk harga l selanjutnya (jika mungkin) digunakan lambang huruf
berikutnya, yaitu g, h, i, dan seterusnya. Agar lebih jelas dalam
pengelompokannya dibawah ini menunjukan keterkaitan jumlah kulit dengan
banyaknya subkulit serta jenis subkulit dalam suatu atom.
Tabel 2 : Hubungan subkulit
sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit
|
Bilangan kuantum utama
(n)
|
Bilangan kuantum azimut
yang mungkin
|
Jenis subkulit
|
Jumlah subkulit
|
K
|
1
|
0
|
1s
|
1
|
L
|
2
|
0
|
2s
|
2
|
1
|
2p
|
|||
M
|
3
|
0
|
3s
|
3
|
1
|
3p
|
|||
2
|
3d
|
|||
N
|
4
|
0
|
4s
|
4
|
1
|
4p
|
|||
2
|
4d
|
|||
3
|
4f
|
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik (m) mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan energi di dalam satu sub kulit. Bilangan
kuantum magnetik (m) mempunyai harga
(-l) sampai harga (+l).
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya
elektron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti.
Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum
azimut dan bernilai dari - l hingga + l (l = nilai bilangan kuantum azimutnya).
Bilangan kuantum magnetik menentuka
arah orientasi dari orbital didalam ruang relatif terhadap orbital yang lain.
Dengan demikian untuk setiap satu subkulit terdapat beberapa orbital yang
dicirikan dengan nilai m.
Misalnya subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum
magnetiknya (m) = 0. Angka nol ini
melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada subkulit s. Sub kulit p
mempunyai nilai l = 1 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 1, 0, +1.
Angka-angka tersebut melambangkan 3 orbital yang ada pada subkulit p. Subkulit
d mempunyai nilai l = 2 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 2, - 1, 0, + 1, +
2. Angka-angka tersebut melambangkan 5 orbital yang ada pada subkulit d dan
demikian seterusnya.
Tabel 3 : Hubungan bilangan
kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Kuantum Azimut
|
Tanda
Orbital |
Bilangan
Kuantum
Magnetik |
Gambaran
Orbital |
Jumlah
Orbital |
0
|
S
|
0
|
|
1
|
1
|
P
|
-1,
0, +1
|
|
3
|
2
|
D
|
-2,
-1, 0, +1, +2
|
|
5
|
3
|
F
|
-3,
-2, -1, 0, +1, +2, +3
|
|
7
|
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetik (m) diantara - l sampai + l (l =
bilangan kuantum azimut). Nilai bilangan kuantum magnetik suatu elektron
tergantung pada letak elektron tersebut dalam orbital. Nama-nama kotak di atas
sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Dan perlu diingat juga dengan
mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai
l.
4. Bilangan kuantum spin (s)
“Bilangan kuantum spin (s) merupakan bilangan kuantum yang
terlepas dari pengaruh momentum sudut. Hal itu berarti bilangan kuantum spin
tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang lain” Sudarmo Unggal(2006: 6).
Bilangan kuantum spin bukan merupakan hasil dari
penyelesaian persamaan gelombang, tetapi didasarkan pada pengamatan Otto stern
dan Walter Gerlach terhadap spektrum yang dilewatkan pada medan magnet, dan
ternyata didapatkan dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama.
Kesimpulan yang diperoleh bahwa terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan
magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama mengelilingi inti
berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Dapat diandaikan bumi berotasi
pada sumbunya selama mengelilingi matahari. Berdasarkan hal tersebut diudulkan
adanya bilngan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya. Setiap elektron dapat brputar pada sumbunya sesuai dengan arah jarum
jam atau berlawanan dengan jarum jam, maka probabilitas elektron berputar
searah jarum jam adalah ½ , dan probabilitas berputar berlawanan dengan jarum
jam juga mempunyai harga ½. Untuk membedakan arah putarannya maka diberi tanda
negatif dan positif. Jadi, harga bilangan kuantum spin yaitu – ½ atau + ½.
Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah perputaran elektron pada
sumbunya. Dalam satu orbital, maksimum
dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu
dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
Pertanyaan:
Bagaimana
menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s1 ?
Jawab:
Keempat
bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s1 dapat dinyatakan
sebagai, n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = +1/2 ; atau -1/2
Tabel 4 : Hubungan ke empat
bilangan kuantum.
Kulit
|
N
|
L
|
M
|
Sub
kulit
|
Gambaran
Orbital
|
Jumlah
Orbital
|
Jumlah
Orbital Maksimum
|
|
Subkulit
|
Kulit
|
|||||||
K
|
1
|
0
|
0
|
1s
|
|
2
|
2
|
|
L
|
2
|
0
|
0
|
2s
|
|
1
|
2
|
8
|
1
|
-1, 0, +1
|
2p
|
|
3
|
6
|
|||
M
|
3
|
0
|
0
|
3s
|
|
1
|
2
|
18
|
1
|
-1, 0, +1
|
3p
|
|
3
|
6
|
|||
2
|
-2, -1, 0, +1, +2
|
3d
|
|
5
|
10
|
|||
N
|
4
|
0
|
0
|
4s
|
|
1
|
2
|
32
|
1
|
-1, 0, +1
|
4p
|
|
3
|
6
|
|||
2
|
-2, -1, 0, +1, +2
|
4d
|
|
5
|
10
|
|||
3
|
-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
|
4f
|
|
7
|
14
|
B.
Azas Larangan Pauli
Gambar 2 : Wolfgang Pauli (Pencetus Azas Larangan Pauli)
Dengan adanya bilangan kuantum, suatu elektron mempunyai posisi ruang yang
berbeda dari yang lainnya. Pada tahun 1925, seorang Ilmuan dari Austria,
Wolfgang Pauli mengemukakan teori yang dikenal dengan nama azas larangan pauli.
Menurut azas larangan pauli, dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak
terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal
ini berarti bahwa setiap orbital maksimum hanya dapat ditempati oleh 2
elektron.
Maka dari itu W. Pauli (1924)
mengemukakan Azas Larangan Pauli “Tidak boleh ada elektron dalam satu atom yang
memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama”.
C.
Fungsi Bilangan Kuantum
Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk
menunjukkan letak elektron terakhir (terluar) dari suatu atom. Dimulai dari
letak kulit atom (bilangan kuantum utama), subkulit atom (bilangan kuantum
azimut), letak orbital (bilangan kuantum magnetik) hingga perputaran
elektronnya (bilangan kuantum spin). Sehingga bilangan kuantum ini bersifat
spesifik sesuai dengan azas larangan pauli. Selanjutnya kita gabungkan keempat
bilangan kuantum tersebut untuk menentukan identitas suatu elektron. Agar dapat
menentukan dengan tepat maka kita harus paham dengan konfigurasi elektron dan
diagram orbital terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa bilangan kuantum diatas, agar dalam
penerapannya dapat mudah untuk dipahami maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan suatu elektron dalam suatu atom dinyatakan
oleh empat bilangan kuantum, yaitu:
1)
Bilangan kuantum utama (n)
menyatakan kulit utamanya.
2)
Bilangan kuantum azimuth (l)
menyatakan subkulitnya.
3)
Bilangan kuantum magnetik (m)
menyatakan orbitalnya.
4)
Bilangan kuantum spin (s)
menyatakan spin atau arah rotasinya.
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)
Sampai saat ini, elektron-elektron
baru menempati subkulit-subkulit s, p, d, dan f.
Sedangkan subkulit g, h, dan i belum terisi elektron.
b)
Setiap kulit mengandung subkulit
sebanyak nomor kulit dan dimulai dari subkulit yang paling sedikit orbitalnya.
Kulit pertama hanya mengandung subkulit s; kulit ke-2 mengandung s dan
p; kulit ke-3 mengandung subkulit s, p, dan d; dan
seterusnya.
Tabel 5 : Pembagian Kulit Kulit dalam Atom
Nomor Kulit
|
Jumlah Subkulit
|
Jumlah Orbital
|
Elektron Maksimum
|
Kulit ke-1
(K)
|
S
|
1 orbital
|
2 elektron
|
Kulit ke-2
(L)
|
s, p
|
4 orbital
|
8 elektron
|
Kulit ke-3
(M)
|
s, p,
d
|
9 orbital
|
18
elektron
|
Kulit ke-4
(N)
|
s, p,
d, f
|
16 orbital
|
32
elektron
|
Kulit ke-5
(O)
|
s, p,
d, f, g
|
25 orbital
|
50
elektron
|
Kulit ke-6
(P)
|
s, p,
d, f, g, h
|
36 orbital
|
72
elektron
|
Kulit ke-7
(Q)
|
s, p,
d, f, g, h, i
|
49 orbital
|
98
elektron
|
Kulit ke-n
|
n buah
subkulit
|
n2 orbital
|
2n2
elektron
|
Sebagai contoh konfigurasi elektron dan diagram orbital dari sulfur
(S) seperti di bawah ini :
Untuk menentukan bilangan kuantum dari elektron
terakhirnya kita cukup memperhatikan subkulit terluarnya yakni 3p :
Penggambaran elektron terakhir yang diberi tanda
merah. Elektron tersebut terletak pada kulit 3 berarti bilangan kuantum
utamanya (n) = 3. Terletak di
subkulit p berarti bilangan kuantum azimutnya (l) = 1. Sedangkan untuk menentukan bilangan kuantum
magnetiknya kita perlu menamai tiap-tiap orbital dalam subkulit 3p tersebut
yakni angka yang berwarna hijau. Sesuai dengan diagram di atas maka nilai
bilangan kuantum magnetiknya (m) =
- 1. Dan karena tanda panahnya ke bawah maka bilangan kuantum spinnya (s) = - ½ .
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, digunakan 4
bilangan kuantum, diantaranya yaitu :
1)
Bilangan kuantum utama (n)
2)
Bilangan kuantum azimut (l)
3)
Bilangan kuantum magnetik (m)
4)
Bilangan kuantum spin (s)
Bunyi dari azas larangan
Pauli yaitu ; “Tidak boleh ada elektron dalam satu atom
yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama”.
Fungsi dari keempat
bilangan kuantum dapat digunakan untuk menunjukkan letak elektron terakhir (terluar) dari
suatu atom. Dimulai dari letak kulit atom (bilangan kuantum utama), subkulit
atom (bilangan kuantum azimut), letak orbital (bilangan kuantum magnetik)
hingga perputaran elektronnya (bilangan kuantum spin).
B.
Saran
Sebagai bahan pembelajaran yang menjadi dasar untuk dapat
mempelajari bab-bab berikutnya dalam mata kuliah Kimia, maka penulis
menyarankan agar dalam mempelajari bilangan kuantum dilaksanakan dengan sebaik
mungkin agar dapat dipahami betul maksud dari bilangan kuantum sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
CareraHerzigovina,
Rio.2013. Model Atom Mekanika Kuantum/
Modern.(Online) (http://www.rainbow-chz.info/2012/02/model-atom-mekanika-kuantum-modern.html,
Diakses 12 Maret 2013)
Kita, Kimia.2000.Bilangan-Bilangan Kuantum.(Online) (http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0225%20Kim%202-10c.htm , diakses pasa
Rabu, 07 Maret 2013 )
Mraz, Jaltson.2013.Azas Larangan Pauli.(Online) (http://central-education.blogspot.com/2012/02/asas-larangan-pauli.html, diakses pada 10 Maret 2012)
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta ; Phibeta
2 komentar:
mmaaaannttaaapppp
makasi
Posting Komentar